Kab. Kediri (MAN 4) – Parade Surya Senja yang dilaksanakan di halaman Gedung Grahadi, Surabaya pada Senin sore (17/7) menjadi salah satu ajang unjuk aksi tim Drumband Gita Manarun Nada MAN 4 Kediri. Acara yang dihadiri banyak tamu undangan dan kepala dinas kominfo Propinsi Jawa Timur berlangsung mulai pukul 15.30 wib dengan penampilan dua gelar aksi dari Sanggar Seni “Makan Ati” dari Pamekasan serta Drumband Gita Manarun Nada dari MAN 4 Kediri kemudian diakhiri dengan upacara penurunan Bendera Merah Putih.

Membawakan tema legenda gunung kelud, aksi memukau ditampilkan oleh tim Drumband Gita Manarun Nada MAN 4 Kediri dihadapan tamu undangan. Mengenakan baju berwarna merah hitam kombinasi emas silver menjadi tampilan menarik dan apik. Kolaborasi, gerakan dan tatanan aransemen musik yang bagus menjadikan kisah legenda gunung kelud sangat menarik untuk dilihat. Dipandu oleh Mayoret Helennisa Indira Irma Putri (XII IBB) didampingi Gitapati Chusnia Zulfaindah (XII IPS 1) dan Wildan Silky Maulana (XII IIK) menjadikan koreografi semakin tertata dan indah.Tokoh Lembu Suro menjadi ikon dalam pementasan kali ini. Lembu Suro yang dipetankan oleh Afrian Anindia Nur Wahyu (XII IPS 2), Prabu Airlangga dieprankan oleh Ghoyats Muzaki Rahmat (XII IBB), serta tokoh Dewi Kilisuci dieprankan oleh Mega Putri Rahmadani (XII IPA 1). Legenda Gunung kelud yang mengisahkan tentang Putri Prabu Airlangga dari Kahuripan yang sedang mencari jodoh. Sang raja membuat sayembara untuk masyarakat, namun satu yang menyanggupinya yakni manusia berkepala lembu yang dikenal dengan lembu suro. Namun, karena fisiknya itu, sang putri Raja Airlangga yang bernama Dewi Kilisuci merasa enggan untuk dijodohkan dengan lembu suro. Maka, dia membuat syarat tambahan untuk menggagalkan sayembara tersebut dengan meminta dibuatkan sumur. Setelah sumur sudah jadi, ia minta diambilkan air tetapi malahditimbun tanah bebatuan dsri atas oleh Dewi Kilisuci dan para dayangnya. Lembu Suro pun bersumpah serapah yakni “Kediri bakal dadi kali, Biltar dadi latar, dan Tulungagung dadi kedung” (Kediri akan jadi sungai, Blitar akan rata, dan Tulungagung akan jadi danau).

Dalam wawancara dengan jajaran pelatih dengan tim humas, mengatakan bahwa kerja keras yang telah dilakukan selama satu bulan ini menjadikan penampilan yang apik pada sore hari ini. Pada kesempatan ini, Kepala MAN 4 Kediri, Slamet Hariyanto yang dengan khusus juga hadir di Gedung Grahadi merasa bangga dengan penampilan anak-anaknya yang luar biasa. “Semua kerja keras dan usaha tidak ada yang sia-sia, melihat mereka setiap hari berlatih dengan semangat. Dan ini menunjukkan bahwa tampilan tim drumband MAN 4 Kediri layak untuk dilihat seluruh rakyat Jawa Timur” tandasnya.

Dalam sebuah acara bertajuk Parade Surya Senja, Drumband MAN 4 Kediri menunjukkan tajinya bahwa sebagai kampiun juara umum pada Kejurkab PDBI tahun 2023 ia layak untuk dilihat seluruh mata masyarakat se Jawa Timur. Semangat juang, kerja keras seluruh tim jajaran pelatih serta official membentuk koordinasi yang sangat baik dalam struktur yang ada di MAN 4 Kediri hingga saat ini. (Humas)

Leave a Comment