Syaihul Muhlis,Madrasah Aliyah Negeri 4 Kediri Jawa Timur,Kanggurucholis77@gmail.com

Abstrak

Moderasi beragama adalah proses memahami sekalogus mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang, agar terhindar dari ajaran yang tidak diajarkan oleh agama. Kita harus memandang hal ini dengan cara pandang sikap moderat dalam beragama, karena ini sangat penting dalam kehidupan kita sehari-sehari, terkhususnya di Negara Indonesia yang mempunyai berbagai macam suku dan agama. Moderasi beragama sangatlah penting, mengapa demikian? Karena bahwasannya perbedaan adalah sunnatullah, keanekaragaman adalah fitrah bangsa, Pancasila merupakan cerminan nilai asli masyarakat, dan bangsa Indonesia adalah umat beragama.

Pendahuluan

Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan atau menjelaskan asal usul kehidupan alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia. 1

1 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Agama, pada tanggal 8 Juli 2021 pukul 10.21

Sumber ajaran agama islam adalah Alquran dan Hadis Nabi Muhammad Saw. Rujukan paling utama dalam ajaran islam yaitu kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. untuk disampaikan kepada umat manusia. Hakikat diturunkannya Al-qur’an adalah acuan moral secara universal bagi umat manusia dalam memecahkan problematik sosial yang timbul ditengah- tengah masyarakat. Dalam pandangan umat islam, dari sekian banyak agama, ideologi, dan falsafah yang terkemuka di dunia, hanya islam yang mampu bertahan menghadapi tantangan-tantangan zaman.

Pandangan ini bahkan bagi sebagian dari mereka sudah menjadi keyakinan. Pandangan ini berdasarkan pada sebuah kenyataan yang tidak dapat terbantahkan bahwa hanya islam sebagai sebuah agama yg memiliki sifat universal dan komprehensif. Sifat inilah yang kemudian meniscayakan sejumlah keitimewaan-keistimewaan yang melekat pada islam dan tidak pada agama-agama lain.

Pembahasan

  1. Pengertian Agama

Secara sederhana, pengertian agama dapat dilihat dari sudut kebahasaan (etimologis) dan sudut istilah (terminologis). Mengartikan agama dari sudut kebahasaan akan terasa lebih mudah daripada mengartikan agama dari sudut istilah karena pengertian agama dari sudut istilah ini sudah mengandung muatan subjektifitas dari orang yang mengartikannya. Pengertian agama dari segi bahasa dapat kita ikuti antara lain uraian yang diberikan Harun Nasution. Menurutnya, dalam masyarakat indonesia selain dari kata agama,dikenal pula kata “Din” dari bahasa arab dan kata religi dalam bahasa eropa menurut satu pendapat, demikian Harun Nasution mengatakan, kata itu tersusun dari dua kata, A=tidak dan

gam=pergi, jadi agama artinya tidak pergi, tetap ditempat,diwarisi secara turun menurun. 2

Pengertian agama yang dikutip diatas sudah pasti tidak akan mendapatkan kesepakatan dan hal ini sudah dapat di duga sebelumnya karena bagaimana dikatakan diatas,bahwa kita sulit sekali bahkan mustahil dapat menjumpai definisi agama yang dapat diterima semua pihak.

Selanjutnya karena demikian banyaknya definisi tentang agama yang di kemukakan para ahli, Harun Nasution mengatakan bahwa dapat diberi definisi sebagai berikut: (1) Pengakuan terhadap hubungan manusia dengan kekuatan ghaib yang harus dipatuhi, (2) Pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yg menguasai manusia, (3) Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada diluar diri manusia yg mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia, (4) Kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup tertentu, (5) Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yg berasal dari kekuatan ghaib, (6) Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan ghaib,

(7) Pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia, (8) Ajaran yg diwahyukan tuhan kepada manusia melalui rasul.3

  • Pengertian Moderasi

Moderasi adalah kegiatan untuk mengatur, memandu serta menengahi komunikasi interaktif baik yang berbentuk lisan ataupun tulisan. Moderasi juga diartikan sebagai suatu kegiatan untuk melakukan peninjauan agar tidak menyimpang dari aturan yang berlaku yang telah ditetapkan. Adapun istilah moderasi menurut Khaled Abou el Fadl dalam The Great Theft adalah paham yang mengambil jalan tengah, yaitu paham yang tidak ekstrim kanan dan tidak ekstrim kiri.4

2 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), cet.21, hal 9.

3 Abudin Nata,Metodologi Studi Islam, hal 13-14.

4 Zuhairi Misrawi, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari Moderasi, Keutamaan, dan kebangsaan, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2010), hal. 13.

  • Moderasi Agama Islam

Moderasi Islam dalam bahasa arab disebut dengan al-Wasathiyyah al- Islamiyyah. Al-Qardawi menyebut beberapa kosakata yang serupa makna dengannya termasuk kata Tawazun, I’tidal, Ta’adul dan Istiqomah. Sementara dalam bahasa Inggris sebagai Islamic Modeation. Moderasi Islam adalah suatu pandangan atau sikap yang selalu berusaha mengambil posisi tengah dari dua sikap yang bersebrangan dan berlebihan sehingga salah satu dari kedua sikap yang dimaksud tidak mendominasi dalam pikiran dan sikap seseorang. Dengan kata  lain seorang Muslim moderat adalah Muslim yang memberi setiap nilai atau aspek yang bersebrangan bagian tertentu tidak lebih dari porsi yang semestinya.

K.H. Abdurrahman Wahid pun merumuskan bahwa moderasi harus senantiasa mendorong upaya untuk mewujudkan keadilan sosial yang dalam agama dikenal dengan al-maslahah al-‘ammah. Bagaimanapun hal ini harus dijadikan sebagai fondasi kebijakan publik, karena dengan cara yang demikian itu kita betul-betul menerjemahkan esensi agama dalam ruang publik. Dan setiap pemimpin mempunyai tanggungjawab moral yang tinggi untuk menerjemahkannya dalam kehidupan nyata yang benar-benar dirasakan oleh publik.5

Islam selalu bersikap moderat dalam menyikapi setiap persoalan, bahkan prinsip moderasi ini menjadi karakteristik Islam dalam merespon segala persoalaan.6 Dalam konteks keseimbangan, Rasulullah pun melarang umatnya untuk tidak terlalu berlebihan meski dalam menjalankan agama sekalipun. Beliau lebih senang jika hal itu dilakukan secara wajar tanpa adanya pemaksaan diri dari yang berlebihan. Dalam realitas kehidupan nyata, manusia tidak dapat menghindarkan diri dari perkara-perkara yang berseberangan. Karena itu al- Wasathiyyah Islamiyyah mengapresiasi unsur rabbaniyyah (ketuhanan) dan Insaniyyah (kemanusiaan), mengkombinasi antara Maddiyyah (materialisme) dan ruhiyyah (spiritualisme), menggabungkan antara wahyu (revelation) dan akal

5 Zuhairi Misrawi, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari Moderasi, Keutamaan, dan kebangsaan, hal. 14.

6 Alif Cahya Setiyadi, “Pendidikan Islam Dalam Lingkaran Globalisasi”, Jurnal University of Darussalam Gontor vol. 7, No. 2, Oktober 2019, hal. 252.

(reason), antara maslahah ammah (al-jamāiyyah) dan maslahah individu (al- fardiyyah).

Beberapa gambaran keseimbangan inilah yang biasa dikenal dengan istilah “moderasi”. Kata moderasi sendiri berasal dari bahasa inggris, moderation, yang artinya adalah sikap sedang atau sikap tidak berlebihan. Jika dikatakan orang itu bersikap moderat berarti ia wajar, biasa-biasa saja, dan tidak ekstrim. Sementara dalam bahasa arab, kata moderasi biasa diistilahkan dengan wasat atau wasatiyah; orangnya disebut wasit. Kata wasit sendiri sudah diserap ke dalam bahasa Indonesi yang memiliki tiga pengertian, yaitu 1) penengah, pengantara (misalnya dalam perdagangan, bisnis, dan sebagainya), 2) pelerai (pemisah, pendamai), antara yang berselisih, dan 3) pemimpin di pertandingan.7

Moderasi Islam hadir sebagai wacana atau paradigma baru terhadap pemahaman keislaman yang menjunjung tinggi nilai-nilai tasamuh, plural dan ukhuwah, islam yang mengedepankan persatuan dan kesatuan umat, dan islam yang membangun peradaban dan kemanusiaan. Moderasi islam diharapkan mampu membawa wajah islam yang hancur akibat konflik menjadi lebih baik, toleran, aman, damai, dan tentram. Semua itu dapat terwujud apabila konsep moderasi islam diterapkan dengan baik. Konsep tersebut berupa keseimbangan di antara dua sisi ang berbeda, dalam hal ini fundamentalis dan liberalis.8

Secara tidak sadar, moderasi Islam sebenarnya sudah sejak lama diterapkan di Indonesia, hal ini terlihat dari bentuk penyebaran Islam di Indonesia yang dilakukan dengan cara damai, tidak memaksa, dan menghargai budaya lokal. Penyebaran Islam di Indonesia tidak lepas dari peran Walisongo yang mendakwahkan Islam ke wilayah Indonesia, yang terpusat di Jawa. Mereka mengajarkan Islam dengan cara-cara unik yang dikemas dalam bentuk kesenian

7https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://sc.syekhnurjati.ac.id/

esscamp/risetmhs/ BAB21414341083.pdf&ved=2ahUKEwjOyMjP9pflAhXVfSsKHdgsAK8QFjAAegQIARAB&usg

=AOvVaw0076KhwSYKg_o5kJnw8m73 , diakses pada tanggal 13 Oktober 2019, pukul -7:04.

8 Ahmad Agis Mubarok, dkk. “Islam Nusantara: Wujud Moderasi Islam di Indonesia (Membangun Keharmonisan Sosial, Budaya, dan Agama)”, Jurnal, Academia edu, diakses pada tanggal 10 Oktober 2019, hal. 4.

seperti wayang kulit, dan gamelan. Cara-cara seperti ini lah yang membuat Islam bisa diterima oleh masyarakat Indonesia dan membentuk sebuah corak Islam baru, yaitu Islam Nusantara. Islam Nusantara lahir sebagai alternatif model pemikiran, pemahaman, dan pengamalan Islam yang moderat, terhindar dari paham radikalisme dan liberalisme. Islam Nusantara menawarkan sebuah konsep dan gagasan anti mainstream. Konsep dan gagasan ini diharapakan mampu membangun sebuah keharmonian sosial, budaya, dan agama, serta membangun peradaban dan kemanusian Islam di Indonesia maupun Dunia.9

Moderasi Islam merupakan suatu cara untuk membawa umat Islam bersatu dalam keberanekaragaman. Moderasi Islam menjadi penengah dari segala bentuk pemahamn yang ektrim dan menyimpang. Moderasi Islam sebagai rahmat bagi semesta, artinya moderasi Islam berperan penting untuk terciptanya sebuah keamanan dan perdamaian dunia. Manfaat yang dirasakan dari bentuk moderasi Islam tidak hanya dirasakan oleh internal umat Islam saja, namun oleh semesta pada umumnya.

Dalam konteks Indonesia, lahir sebuah istilah “Islam Nusantara” yang merupakan bentuk dari moderasi Islam di Indonesia, yaitu Islam yang damai, ramah, dan santun. Islam yang menghargai tradisi dan budaya, namun teguh dalam menegakkan syariat. Islam Nusantara adalah perwujudan dari Islam rahmatan lil alamin, yaitu Islam yang membawa sebuah kedamain dan kebahagian untuk seluruh umat di dunia. bentuk perwujudan Islam Nusantara sebagai rahmatan lil alamin bisa di lihat dari kondisi sosial, budaya, dan agama di Indonesia yang harmoni dan bersatu. Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia, mampu membangun sebuah keharmonian sosial, budaya, dan agama. Islam tidak menghapus budaya lokal, namun memodifikasi sesuai dengan ketentuan syariat, Islam tidak melarang agama lain untuk berkembang, melainkan memberikan sebuah kebebasan (toleransi). Ini lah yang membedakan Islam di Indonesia dengan Islam di Arab atau Islam yang ada di belahan dunia lainnya.10

9 Djohan Efendi, Pembaruan Tanpa Membongkar Tradisi, (Jakarta : Kompas Media Nusantara, 2010), hal. 109.

10 Djohan Efendi, Pembaruan Tanpa Membongkar Tradisi, hal. 109.

Kesimpulan

Moderasi Islam terbentuk dari dua pemikiran yang kontradiktif yaitu fundamentalis dan liberalis. Fundamentalis adalah sebuah pemikiran yang sempit dan kaku, hanya melihat sesuatu dari teks, tanpa melihat kepada konteks. Sementara itu liberal merupakan sebuah pemikiran yang bebas dan terbuka. Moderasi Islam hadir sebagai penengah dari kedua paham tersebut. Dalam konteks Indonesia, moderasi Islam diidentikkan dengan dua organisasi Islam, yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Kedua organisasi Islam ini memiliki peran penting dalam mengembangkan keislaman di Indonesia.

Islam Nusantara merupakan wujud moderasi Islam di Indonesia, yang memiliki prinsip toleransi, menghargai dan menjaga kearifan lokal, serta tidak mengekang pemeluknya. Munculnya istilah Islam Nusantara dilatarbelakangi oleh struktur sosial dan historis masuknya Islam ke Indonesia, yang dilakukan oleh Walisongo. Penyebaran Islam di Indonesia dilakukan dengan damai, tanpa ada pertumpahan darah antara penyebar Islam dan rakyat pribumi. Hal ini yang membuat Islam bisa diterima oleh masyarakat Indonesia yang memiliki kultur dan budaya beragam. Perpaduan antara kultur budaya lokal dengan ajaran Islam menjadikan lahirnya istilah Islam Nusantara.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Djohan. 2010. Pembaruan Tanpa Membongkar Tradisi, Kompas Media Nusantara: Jakarta.

Misrawi, Zuhairi. 2010. Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari Moderasi, Keutamaan, dan kebangsaan, PT Kompas Media Nusantara: Jakarta.

Mubarok, Ahmad Agis, dkk. “Islam Nusantara: Wujud Moderasi Islam di Indonesia (Membangun Keharmonisan Sosial, Budaya, dan Agama)”, Jurnal, Academia edu, diakses pada tanggal 10 Oktober 2019.

Nata, Abudin. 2014. Cet 21. Metodologi Studi Islam, Rajawali Pers: Jakarta. Setiyadi, Alif Cahya. “Pendidikan Islam Dalam Lingkaran Globalisasi”, Jurnal

University of Darussalam Gontor vol. 7, No. 2, Oktober 2019. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http:// sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/ BAB21414341083.pdf&ved=2ahUKEwjOyMjP9pflAhXVfSsKHdgsAK8QFjAA egQIARAB&usg=AOvVaw0076KhwSYKg_o5kJnw8m73 , diakses pada tanggal 13 Oktober 2019, pukul 07:04.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Agama, pada tanggal 12 Oktober 2019 pukul 20:22.

Leave a Comment